Kusnan : Dia merupakan kader muda terbaik, ketika semua diam dalam sistem yang bobrok. Dia memilih untuk melawan dan mengorbankan dirinya.
Surabaya, Gantaranews.id – Peristiwa ngamuknya seorang kader muda Achmad Hidayat di kantor DPC PDIP Surabaya, mungkin bagi semua orang hanya sebuah lelucon atau hal biasa yang semua itu demi kepentingan karena dia diturunkan dari jabatan partainya.
Namun bagaimana ketika hal tersebut dilihat dari kacamata perlawanan, kecintaannya terhadap partainya, atau bahkan suatu kegigihan idealis yang sudah menjadi nadi nya.
Kusnan aktivis 98, menyingkapi apa yang dilakukan oleh Achmad merupakan suatu bentuk perlawanan yang bisa dibilang sangar. Karena suatu kekecewaan terhadap sistem yang orang lain memilih diam namun Achmad memilih melawan.
Masih Kusnan, seperti yang dulu pernah dilakukan oleh oleh seorang mahasiswa Indonesia, almarhum Sondang Hutagalung yang merupakan seorang marhenis yang memilih membakar diri didepan istana pada 7 Desember 2011. Diakibatkan karena dia tidak dapat merubah sistem, karena dia hanya mahasiswa yang tidak punya kekuatan dan kekuasaan.
“Seperti yang dilakukan oleh Achmad Hidayat didepan kantor partainya, tidak semua orang bisa melakukan seperti itu dan berani seperti dia. Yang gila mencintai partainya, dan selama ini tidak ada Indonesia orang partai yang melakukan seperti dia,” ujar Kusnan dalam siaran videonya.
“Dia ingin merubah sistem yang benar dia harus sampai mengorbankan dirinya. Dan dia hanya lah seorang korban yang tidak diketahui dan kambing hitam untuk seseorang yang butuh batu loncatan dalam mencapai sesuatu diatasnya,”. Tambahnya.
Kusnan juga menjelaskan sedikit tentang Achmad, bahwa seorang Achmad merupakan kader biasa yang hidup dirumah kontrakan terkadang tidur di sekretariat. Dan menurutnya Achmad merupkaan kader muda terbaik yang mempunyai prinsip dan idealisme.
Ketika melihat kebelakang, bagaimana mana dekatnya dan harmonisnya hubungan antara Achmad Hidayat dengan Armuji. Dan dalam pemberitaan Achmad mengaku mendapat perintah dari Armuji namun dia menolaknya, apakah hal tersebut merupakan awal dari habisnya karir Achmad Hidayat,?. Yang jelas dalam dunia politik tidak ada musuh atau teman yang abadi.(Why)