Surabaya, Gantaranews.id – DPC PDIP Kota Surabaya bukan lagi konflik internal, namun lebih pantas disebut mengarah ke ‘perang saudara’ antar kader partai yang sama sama lahir dari rahim banteng bermoncong putih ini.
Setelah dilengserkannya Ketua dan Dicopotnya Wakil Sekertaris DPC PDIP Surabaya secara tiba tiba, kini muncul rumor skenario pemecatan kader senior dari partai yang berlambang banteng moncong putih ini.
Achmad Hidayat, menanggapi adanya skenario pemecatan dari partai itu ditujukan kepadanya, dan secara gamblang dia mengatakan dibelakang skenario ini adalah motornya adalah. PLT Ketua DPC PDIP Surabaya, Plt Ketua DPC PDIP Surabaya Yordan Batara Goa, Sekretaris Baktiono, Bendahara Taru Sasmita, serta politisi senior Anas Karno dan Armuji.
Achmad sendiri dengan lantang bersuara kalau memang dirinya siap dipecat, namun sebelum itu dia ingin bercerita langsung kepada Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri pada 18 juli 2025 mendatang. Tentang kebenaran dan data yang selama ini dia simpan. Apabila keingan dia tidak tercapai, Achmad bahkan berjanji akan melakukan bunuh diri.
““Saya siap bertanggung jawab. Dibebastugaskan, diskenariokan dipecat, saya hadapi. Tapi lebih baik saya mati berseragam partai pada 18 Juli nanti. Saya cinta PDIP dan Ibu Ketua Umum,” tegas Achmad Hidayat, Senin (14/7/2025).
Masih Achmad Hidayat, menurutnya awal konflik dininternal DPC PDIP Surabaya ini bermula pada November 2022 ketika Armuji (sekarang Wali Kota Surabaya) usai menunaikan ibadah umrah, mengajaknya bertemu secara pribadi. Dalam pertemuan itu, Armuji menyatakan keinginan maju kembali sebagai Wakil Wali Kota, menitipkan anaknya di kursi pimpinan dewan, dan menyerahkan urusan partai kepada kader muda.
Namun, usai pelantikan kepala daerah pada Februari 2025, Armuji kembali mengajak Achmad bertemu di rumah dinas. Ia meminta dukungan untuk maju sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya.
“Saya tolak karena saya pegang komitmen yang dulu. Tapi dia mengancam akan ‘ngudal-ngudal’ saya kalau tidak ikut barisannya,” ungkap Achmad.
“Setelah saya menolak, barulah bermunculan laporan laporan yang bersifat rekayasa untuk menjatuhkan saya. Dan memuluskan Armuji untuk duduk dikursi Ketua DPC PDIP Surabaya,” tambahnya.
Bahkan menurut Achmad, demi mengejar ambisi para kader senior sampai tega melakukan intimidasi terhadap kader kader muda, yang akhirnya menjadi korban tekanan oleh elite politik lokal.
“Saya tidak rela kader-kader di bawah di intimidasi oleh orang-orang yang hanya merasa senior, tapi tidak pernah memberi kontribusi nyata bagi partai,” pungkasnya.
Sampai Berita ini naik, Armuji dan Yordan Bayar Goa ketika dimintai tanggapan atau konfirmasi atas statment Achmad. Kedua orang tersebut tidak menjawab lebih memilih sikap diam. Dan kader senior PDIP lainnya, yang duduk di kursi DPRD Surabaya dan DPRD Provinsi lebih memilih no coment.(Why)