Dana Ada, Sekolah Masih Sengsara

banner 468x60

Gantaranews.id Surabaya 02 mei 2025 Di tengah alokasi anggaran pendidikan Jawa Timur yang mencapai Rp9 triliun atau 32% dari total APBD, kondisi sebagian besar sekolah di pelosok masih jauh dari kata layak. Hal ini disoroti tajam oleh Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

Anggaran pendidikan kita besar, tapi mengapa masih banyak sekolah yang atapnya bocor, lantainya rusak, dan kekurangan sarana belajar?” ujar Puguh, penuh keprihatinan.

Menurutnya, keberadaan dana dalam jumlah besar semestinya menjadi solusi nyata untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan, bukan sekadar menjadi kebanggaan dalam laporan anggaran tahunan.

Ia menegaskan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan layak. Banyaknya sekolah rusak dan minim fasilitas di berbagai daerah menunjukkan bahwa distribusi anggaran belum berjalan optimal.

Bacaan Lainnya

Kalau sekolah saja masih sengsara, bagaimana bisa bicara soal generasi emas? Kita perlu audit menyeluruh terhadap pemanfaatan anggaran pendidikan,” tegasnya.

Selain infrastruktur, Puguh juga menyoroti ketimpangan kualitas guru dan rendahnya relevansi kurikulum terhadap kebutuhan industri, yang menyebabkan banyak lulusan SMA/SMK menjadi pengangguran.

Pendidikan kita harus menjawab tantangan zaman. Jangan sampai lulusan hanya jadi angka statistik, tapi tidak siap masuk dunia kerja,” tambahnya.

Ia juga mengecam praktik pungutan liar yang masih terjadi di sekolah, meski sudah ada dana BOS dan BPOPP. “Dengan anggaran sebesar ini, tidak boleh ada lagi alasan membebani wali murid,” katanya.

Puguh mengajak pemerintah provinsi dan seluruh pemangku kepentingan untuk segera melakukan pembenahan menyeluruh. Menurutnya, dana pendidikan harus benar-benar menyentuh kebutuhan dasar dan prioritas utama di lapangan.

Sudah saatnya kita ubah paradigma. Dana bukan sekadar ada, tapi harus terasa manfaatnya. Jangan sampai sekolah tetap menderita di tengah triliunan rupiah yang digelontorkan,” pungkasnya.(Bgs)

Pos terkait